KATA PENGANTAR
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, besar rasa syukur penulis kehadirat Allah Swt. Karena berkat rahmat, inayah dan juga taufiq serta hidayahnya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah berjudul “Media dan Sumber Belajar dalam Pengembangan Kognitif.”
Makalah ini penulis susun, agar dapat berguna untuk dimamfaatkan oleh segenap para pembaca, terutama yang belum begitu mengetahui juga memahami tentang salah satu tentang pembahasan nantinya. Demikianlah kiranya yang dapat penulis persembahkan dan tidaklah lain sebagai harapan dari penulis semoga makalah ini benar-benar untuk bisa ber mamfaat bagi para pembaca yang budiman yang sedang giat-giatnya untuk mengkulang kaji tentang masalah yang ada dalam pembahasan nantinya.
Dan akhirnya tegur sapa dari para pembaca yang bersifat hal membangun sangat penulis tunggu-tunggu, demi perbaikan dan juga kesempurnaan isi makalah ini. Karenanya penulis sebagai manusia biasa yang tidak luput dari rasa lupa dan jauh dari kesempurnaan.
Banda Aceh, 30 April 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang Masalah 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penulisan 2
LANDASAN TEORITIS 3
Pengertian Sumber dan Media 3
Pemilihan Sumber dan Media Belajar 3
Manfaat Sumber dan Media 6
Pengembangan Kognitif AUD 8
Dampak Media Perkembangan Kognitif AUD 10
PENUTUP 12
Kesimpulan 12
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja namun juga dilihat dari proses dalam pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan dapat mempercepat pemahaman dan tentang penguasaan bidang ilmu yang dipelajar. Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik itu pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimedia, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari.
Kognitif adalah suatu proses berfikir yaitu kemampuan individu menghubung kan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian ataupun peristiwa. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi (pembuahan) namun terwujud atau tidaknya tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor keturunan yang akan menentukan batas perkambangan tingkat intelegensi (batas maksimal). Proses kognitif berhubungan dengan kecerdasan itelegensi yang pada dasarnya istilah intelektual sama pengertiannya dengan sisi istilah kognitif. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan suatu potensi atau daya untk memahami sesuatu, sedangkan intelegensi bersifat aktif merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku.
Makna perkembangan kognitif bagi kehidupan anak. Pada hakikatnya itelegensi adalah kemapuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkunkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Dalam hal ini, William Stern menggunakan sisi batasan sebagai berikut, bahwa intelegensi adalah kesungguhan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat berfikir sesuai dengan tujuannya. Pada rentang usia 3 - 4 sampai 5 - 6 tahun, anak mulai memasuki masa pra sekolah yang merupakan masa persiapan memasuki pendidikan formal. Menurut montessori masa ini di tandai dengan masa peka terhadap stimulus yang diterimanya melalui pada panca indranya.
Setiap anak mengalami masa pertumbuhan dan juga hal perkembangan berbagai dimensi, perkembangan sikap anak tidaklah sama karena setiap diri individu dalam hal mempunyai tempo dan perkembangan yang berbeda. Apabila anak diberikan stimulus edukatif secara intensif dari lingkungannya maka anak mampu menjalani tugas dalam perkembangannya dengan baik sekali pun bahaya potensial selalu perlu di waspadai. Pada rentang usia 3 - 5 tahun jika orang tua kurang memberikan respon kurang baik pada usia prasekolah, dikhawatirkan anak tidak akan dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Rumusan Masalah
Berdasarkan keterangan dan juga penjelasan dari latar belakang masalah yang di atas maka pembahasan ini akan difokuskan pada hal-hal sebagai berikut :
Pengertian sumber dan media
Pemilihan sumber dan media belajar
Manfaat sumber dan media
Pengembangan kognitif AUD
Dampak media perkembangan kognitif AUD
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini ialah selain untuk bisa memenuhi tugas-tugas didalam perkuliahan juga diharapkan sebagai hal-hal berikut :
Untuk dapat memahami tentang pengertian sumber dan media
Untuk dapat memahami tentang pemilihan sumber dan media belajar
Untuk dapat memahami tentang manfaat sumber dan media
Untuk dapat memahami tentang pengembangan kognitif AUD
Untuk dapat memahami tentang dampak media perkembangan kognitif AUD.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Pengertian Sumber dan Media
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang, atau benda) yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi siswa. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan juga diperlukan di dalam suatu proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja namun juga dilihat dari proses dalam pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber hal belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan tentang penguasaan bidang ilmu yang dipelajar.
Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata dalam medium yang secara harfiah berarti perantara ataupun pengantar. Dalam Bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa untuk supaya terjadi proses belajar. Sanjaya menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang ada mengandung pesan.
Pemilihan Sumber dan Media Belajar
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik itu pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbang kan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
Tujuan
Apa tujuan pembelajaran, atau apa kompetensi yang ingin dicapai, apakah tujuan itu masuk kawasan kognitif, afektif, psikomotor ataupun kombinasinya. Jenis rangsangan indera apa yang ditekankan apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya. Jika visual, apakah perlu adanya gerakan atau cukup visual diam, Jawaban atas pertanyaan itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterus nya. Misalnya materi sholat, bisa menggunakan audio visual atau gambar.
Sasaran Pendidikan
Siapakah sasaran didik yang akan menggunakan media, bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan, bagaimana motivasi dan minat belajarnya, dan seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih ataupun kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa, Karena pada akhirnya sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari sisi media pilihan kita itu. Oleh karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
Karakteristik media yang bersangkutan
Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuai kah media yang akan kita pilih itu dengan tujuan yang akan dicapai?, Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibandingkan yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan akan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana karakteristik media tersebut.
Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk hal mengadakan ataupun membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia / yang kita memiliki, cukupkah?, Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran?, Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita tidak cukup waktu untuk mengadakan nya. Jangan sampai pula terjadi, media yang telah kita buat dengan menyitakan banyak waktu.
Biaya
Faktor biaya merupakan pertanyaan penentu dalam memilih media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk ia meningkatkan efisiensi dan juga hal efektifitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media, jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk mampu membuat, membeli atau meyewa media tersebut?, Bisakah kita mengusahakan biaya tersebut/ apakah besarnya biaya seimbang dengan sisi tujuan belajar yang hendak dicapai?, Tidak mungkinkan tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun tetap dapat mencapai tujuan belajar?, Media yang mahal, belum tentu lebih bisa efektif untuk mencapai tujuan belajar, dibanding media sederhana yang murah.
Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar kita, di sekolah atau di pasaran?, Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya?, Kalau semua itu ada, petanyaan berikutnya ada tersediakah sarana yang diperlukan untuk menyajikannya di kelas?. Misalnya, untuk bisa menjelaskan tentang proses tejadinya gerhana pada matahari memang akan lebih efektif jika disajikan melalui media video. Namun karena di sekolah tidak ada aliran listrik atau tidak punya video player.
Konteks penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah dalam kondisi dan juga strategi akan bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya apakah untuk dapat belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal ?, Dan dalam hal ini kita perlunya merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan yang akan kita gunakan dalam suatu proses hal pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk bisa memilih/membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video, garafis ataupun di dalam media cetak lain. Bagaimana mutu teknis media tersebut, apakah visualnya jelas, menarik dan cocok ?, Apakah suaranya jelas dan enak didengar?, Jangan sampai hanya bisa karena keinginan kita untuk menggunakan media saja, lantas pada media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya. Perlu diinggat bahwa jika dalam program media itu hanya menjajikan sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukan oleh guru dengan lebih baik, maka media itu tidak perlu lagi kita gunakan.
Kriteria lainnya yang dapat kita gunakan untuk memilih media pembelajaran yang tepat dapat untuk dapat mempertimbangkan akan faktor Acces, Cost, Technology, Interactivity, Organization, dan Novelty (ACTION).
Manfaat Sumber dan Media
Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi :
Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada pesert didik.
Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan dikunjungi ataupun dilihat secara langsung dan konkret.
Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.
Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.
Dapat bisa membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro.
Dapat memberi informasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaa tannya secara tepat.
Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.
Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam hal proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan juga hal informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkkan proses dan hasil belajar.
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan juga mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan hal motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
Pengembangan Kognitif AUD
Kognitif adalah suatu proses berfikir yaitu kemampuan individu menghubung kan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Potensi kognitif ditentukan pada saat konsepsi (pembuahan) namun terwujud atau tidaknya tergantung dari lingkungan dan kesempatan yang diberikan. Potensi kognitif yang dibawa sejak lahir atau merupakan faktor keturunan yang akan menentukan batas perkambangan tingkat intelegensi (batas maksimal). Proses kognitif berhubungan dengan kecerdasan itelegensi yang pada dasarnya istilah intelektual sama pengertiannya dengan istilah kognitif. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan suatu potensi atau daya untk memahami sesuatu, sedangkan intelegensi bersifat aktif merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau perilaku.
Beberapa ahli yang tengah berkecimpung dalam bidang pendidikan mendefinisi kan intelektual atau kognitif dengan berbagai pristilahan, diantaranya :
Terman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelektual hal kemampuan dalam berfikir secara abstrak.
Colvin mendefinisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Henman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelek ditambah pengetahuan.
Hunt mendefinisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk bisa dalam memproses informasi yang disediakan oleh indra.
Pamela Minet yang mendefinisikan bahwa perkembangan intelektual adalah sama dengan perkembangan mental, sedangkan perkembangan kognitif adalah tentang perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses berfikir dari otak, pikiran yang digunakan adalah untuk mengenali, memberi alasan rasional, mengatasi dan memahami kesempatan penting. Sementara yang dimaksud intelek adalah berfikir sedangkan dalam intelegensi adalah suatu hal kemampuan kecerdasan, keduanya mempunyai arti yang sama yang membedakan hanya waktunya saja. Dalam kata berfikir terkandung dalam perbuatan, menimbang-nimbang, menguraikan, menghubung-hubungkan, sampai pada akhirnya mengambil keputusan sedangkan di dalam kecerdasan terkandung kemampuan seseorang dalam memcahkan masalah dengan cepat.
Makna perkembangan kognitif bagi kehidupan anak. Pada hakikatnya itelegensi adalah kemapuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkunkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Dalam hal ini, William Stern menggunakan sisi batasan sebagai berikut, bahwa intelegensi adalah kesungguhan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat berfikir sesuai dengan tujuannya.
Hubungan intelegensi dengan kehidupan anak. Intelegensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau tidaknya kehidupan seseorang, banyak faktor lain yang ikut menentukan di antaranya kecerdasan emosional (EQ) yang dipopuler kan oleh Goleman.
Hasil pembuktian tentang intelegnsi.
Pada rentang usia 3 - 4 sampai 5 - 6 tahun, anak mulai memasuki masa pra sekolah merupakan masa persiapan memasuki pendidikan formal. Menurut montessori masa ini di tandai dengan masa peka terhadap stimulus yang diterimanya melalui pada panca indranya. Setiap anak mengalami masa pertumbuhan dan juga hal perkembangan berbagai dimensi, perkembangan sikap anak tidaklah sama karena setiap diri individu mempunyai tempo dan perkembangan yang berbeda. Apabila anak diberikan stimulus edukatif secara intensif dari lingkungannya maka anak mampu menjalani tugas dalam perkembangannya dengan baik sekali pun bahaya potensial selalu perlu di waspadai. Pada rentang usia 3 - 5 tahun jika orang tua kurang memberikan respon kurang baik pada usia prasekolah, dikhawatirkan anak tidak akan dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Dampak Media Perkembangan Kognitif AUD
Dan adapun mengenai dampak akan permainan untuk suatu pengembangan sisi kognitif apada anak usia dini dapat dilihat dari beberapa hal, dan diantaranya ialah sebagai berikut :
Mampu melatih konsentrasi pada anak
Semakin dini usia anak semakin terbatas pencurahan perhatiannya. Oleh karena itu permainan dan pengajaran yang menggunakkan alat dan media yang baik akan membantu mempertahankan daya tangkap murid.
Mengajar dengan lebih cepat dengan waktu relatif singkat
Bila pelajaran hanya disampaikan dengan kata-kata saja, mungkin bisa tersampai kan atau salah paham. Namun dengan bantuan alat dan media yang baik, guru bisa menjelaskan dalam waktu cepat dan mencapai indikator kebnerhasilan pada belajar lebih cepat.
Menambah daya pengertian dan ingatan
Dalam menjelaskan sesuatu jika menggunakkan media yang tepat tentu akan lebih mudah dimengerti dan ini memperdalam pengalaman belajar serta ingatan siswa. Melalui indera penglihatan dan hal pendengaran murid dapat memahami perbedaan arti, warna , serta bentuk.
Membuat proses belajar menyenangkan
Cara mengajar yang monoton tentu akan membosankan. Tetapi bila didisampai kan dalam bentuk yang berbeda, media yang berbeda tentu akan menyenangkan dan mampu membangkitkan motivasi belajar anak.
Membangkitkan emosi anak
Menyampaikan suatu materi dengan media-media yang menarik tentunya akan hal lebih berhasil dari pada menggunakan ceramah saja. Dengan media yang menarik tentu akan membangkitkan emosi anak, perhatian pada materi dan juga pada media tersebut.
Mampu Mengatasi Keterbatasan Bahasa
Perbedaan kebudayaan sering menimbulkan kesalahpahaman, namun dengan media mampu mengatasi kesalah pahaman akan keterbatasan anak-anak untuk mengerti suatu bahasa.
Meningkatkan rasa sosialisasi pada anak
Permainan yang edukatif tentunya tidak boleh melupakan suatu hal muatan-muatan pendidikan bagi anak. Dengan model permainan kelompok tentu akan menumbuh kan rasa sosial pada anak.
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak
Dengan permainan edukatif pasti merangsang diri anak untuk berhubungan dan hal berkomunikasi dengan orang lain. Paling tidak dengan permainan edukasi akan menimbulkan banyak pertanyaan dan juga imajinasi yang tentunya akan ditanyakan pada guru, orangtua atau teman sebayanya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan isi pembahasan dari landasan teoritis yang diatas, maka dapat untuk dapat disimpulkan yang bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja namun juga dilihat dari proses dalam pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber hal belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan ini mempercepat pemahaman dan tentang penguasaan bidang ilmu yang dipelajar.
Memilih media hendaknya tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Kesalahan pada saat pemilihan, baik itu pemilihan jenis media maupun pemilihan topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan pilihan media tertentu. Secara umum, kriteria yang harus dipertimbang kan dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut:
Tujuan
Sasaran pendidikan
Karakteristik media yang bersangkutan
Waktu
Biaya
Ketersediaan
Konteks penggunaan
Mutu teknis
Beberapa ahli yang tengah berkecimpung dalam bidang pendidikan mendefinisi kan intelektual atau kognitif dengan berbagai pristilahan, diantaranya :
Terman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelektual hal kemampuan dalam berfikir secara abstrak.
Colvin mendefinisikan bahwa kognitif adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Henman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelek ditambah pengetahuan.
Hunt mendefinisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk bisa dalam memproses informasi yang disediakan oleh indra.
Dan adapun mengenai dampak akan permainan untuk suatu pengembangan sisi kognitif apada anak usia dini dapat dilihat dari beberapa hal, dan diantaranya ialah sebagai berikut :
Mampu melatih konsentrasi pada anak
Mengajar dengan lebih cepat dengan waktu relatif singkat
Menambah daya pengertian dan ingatan
Membuat proses belajar menyenangkan
Membangkitkan emosi anak
Mampu Mengatasi Keterbatasan Bahasa
Meningkatkan rasa sosialisasi pada anak
Meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak.
Saran
Demikianlah kiranya makalah ini penulis sampaikan, tentunya tidaklah lepas dari keterbatasan dan kekurangan dan jauh dari kesempurnaan dan juga kelengkapan isi. Oleh sebab itu, penulis berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritikan yang bersifat membangun yang bisa untuk membuat makalah ini menjadi jauh lebih baik. Dan semoga makalah ini bermamfaat bagi para pembacanya dimana saja berada.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Hamidi, Sumber Pembelajaran, Bandung: Jendela Dunia, 2004.
Mendiknas, Standar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dalam Pengajaran, Bandung: Rosdakarya, 2012.
Sanjaya, Konsep Pengadaan Media Pembelajaran Meningkatkan Mutu Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Wismiarti, Membangun Kecerdasan Anak, Jakarta: Arga Publishing, 2008